"BUMI MANUSIA"

Berlatar belakang awal abad 20, buku jenis roman ini merupakan bagian pertama dari tetralogi yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer semasa menjalani hukumannya di Pulau Buru.

Menceritakan tentang kehidupan seorang minke yang merupakan salah satu siswa H.B.S yang memiliki suatu pemikiran-pemikiran yang sudah melampaui jamannya. Minke berasal dari kalangan bangsawan Jawa pada waktu itu yang masih memiliki adat kebiasaan yang masih kental dengan pengkastaan dalam struktur social masyarakat. Karakter lain yang diceritakan dalam buku ini yaitu kehidupan Annelies Mellema yang merupakan salah satu anak dari Nyai Ontosoroh. Annelies dengan karakter yang lugu, polos, kekanak-kanakan tapi
cerdas digambarkan sebagai seorang indo akan tetapi lebih menerima dirinya sebagai pribumi layaknya nyai ontosoroh yang justru memiliiki karakter yang berlawanan dengan anaknya, keras tapi bijak

Perjuangan mereka mempertahankan hak hidup dalam melawan kesewenang-wenangan aturan hukum yang dibuat oleh Belanda sangat kuat mempengaruhi jenis pembaca yang menyukai cerita-cerita tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda. Suatu perjuangan yang tidak dengan pertumpahan darah akan tetapi melalui jalur hukum diplomasi. 

"Kita Kalah Ma..."

"Kita telah melawan Nak, Nyo.Sebaik-baiknya, Sehormat-hormatnya"

Dengan sedikit penambahan kosakata Jawa, tata cara penggunaan kata yang sesuai dengan jamannya, tapi sangat mudah untuk dimengerti karena banyak disertai dengan catatan kaki sebagai penjelasan dari kata yang digunakan.

“Bumi Manusia” sungguh roman yang sangat menarik, apalagi dibumbui dengan sejarah buku ini mulai dari lokus penulisannya hingga perjuangan buku ini yang timbul tengelam di peredaran karena sempat dilarang untuk diterbitkan oleh Jaksa Agung. Kini buku ini telah diterjemahkan dan diterbitkan oleh puluhan negara di dunia. Selamat Ber"buru"