"Sebelas Patriot" by Andrea Hirata

Memiliki koleksi karya-karya Andrea Hirata memang merupakan harta tak ternilai bagi saya pribadi. Setelah sukses dengan tetralogi laskar pelanginya, saya pikir tulisannya akan mencapai anti klimaks pada "padang bulan" dan "cinta didalam gelas". Tapi ternyata saya salah. Novel itu tetap begitu menarik walau masih menceritakan tentang situasi dan suasana kampungnya di belitong.
Sekali ini telah terbit lagi "Sebelas Patriot" yang saya yakin akan tetap menarik berdasarkan pengalaman membaca novel sebelumnya.
"Sebelas patriot" masih tetap menceritakan kisah si Ikal yang
bercita-cita ingin menjadi pemain PSSI junior, yang terinspirasi oleh 3 bersaudara yang belakangan merupakan ayah dan paman-pamannya. Seperti tetralogi laskar pelangi secara umum, novel ini menceritakan bagaimana perjuangan si Ikal dalam memcapai cita-citanya itu sampai bahkan mengubah gaya sisir rambutnya dari belah kanan dipindahkan ke belah kiri..hehehe konyol juga, tapi itulah totalitas si Ikal dalam mencapai cita-citanya, yang diimpikannya untuk menyenangkan hati ayahnya. Sepak bola sebagai olahraga rakyat, bahkan sebagai alat perlawanan kaum pribumi terhadap kaum kolonial. Hanya di lapangan kita bisa melihat negara dunia ketiga menggempur negara maju, kalau di bidang ekonomi negara dunia ketiga selalu ditelikung... betul juga.
Hanya saja buku ini dibanding novelnya yang lain cukup tipis, tapi untuk pertama kalinya disertai dengan foto berwarna yang bisa jadi bukti cerita ini, misalnya foto-nya lagi pegang kaus figo di Real Madrid.
Membaca novel-novel Andrea membuat saya serasa berada di Pulau Belitong mengamati kehidupan disana, bahkan kadang ikut merasa sekampung dengan si Ikal, walau belum pernah ke belitong, bahkan baru tau kampung itu lewat novel.